![asmara783.blogspot.com Aksesoris Blog by asmara783](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_tZ8RC26ZTF64zL10HTXlETqFDL-s0P6pbsOi7U836x3x5Rl20OLvPp3fV5Hn4ffD8Sd0FyYMnRUamADaDNtQLDRgRNctAQjeJeHOu6dufRshZ5HFGeJiUSBvclLa6vbukcuoLwNrsof-kfavZkzB7Oqbcvr1oo-sKjbKm5BNemhW1DRaY=s0-d)
Isra` mi`raj, perjalanan yang maha dahsyat yang terjadi hanya
sekali dan bagi seorang hamba yang khusus dan terkasih serta
suci dan tersuci bahkan yang tak tersentuh oleh dosa setitikpun.
Perjalanan unik ini dijadikan oleh sang pencipta sebagai sebuah
tanda keagungan-Nya dan keagungan sang hamba yang paling
dicintai-Nya diantara seluruh hamba-Nya, yakni; Muhammad saw. Dalam cerita yang beredar hingga waktu sekarang ini selalu
didengungkan masalah pensucian diri Rasulullah saw, dengan
cerita pembelahan dada diri Rasulullah saw. Ironisnya cerita ini
dinyatakan sebagai pembersihan diri Rasulullah saw dari dosa
yang beliau saw lakukan, seolah hal itu mencerminkan keutamaan
dan kemuliaanRasulullah saw. Tanpa terasa seolah tercermin bila Rasulullah saw pernah melakukan perbuatan dosa, sehingga
Rasulullah saw perlu untuk disucikan dari suatu dosa, sebelum
beliau saw menemui zat suci Allah azza wa`ala.
Entah dosa apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah saw?
Kapan beliau saw pernah berfikir untuk melakukan hal yang
merugikan beliau saw(dosa)? Mungkinkah Rasulullah saw yang sejak terlahir kedunia yang
bersaksi ke-Esa-an Allah SWT dan yang tiap hembusan nafas serta
detak jantungnya selalu mengalunkan tasbih, tahmid, tahlil dan
takbir serta yang tiap detik hidupnya dijaga oleh Allah SWT bisa
untuk melakukan suatu dosa yang terkecil sekalipun?
Mungkinkah seorang hamba yang keridoannya dijadikan pelepas rindu dan kerelaan sang pencipta bisa untuk melakukan dosa?
Bila sang nabi berani berbuat dosa, bagaimana dengan umatnya
yang sangat jelas akan lebih banyak untuk cenderung melakukan
dosa dibanding para nabi yang sangat jelas pula, bagi sang nabi
adalah hamba yang terpilih diantara hamba-Nya yang
dilimpahkan padanya pengetahuan yang gaib dan yang halal dan haram. Mungkinkah berfikir melakukan dosa akan terlintas
dibenaknya para nabi?
Bagaimana mungkin nabi saw disucikan sedangkan dirinya adalah
lambang kesucian itu sendiri?
Apa yang perlu disucikan pada diri nabi saw, sedang beliau saw
selalu melihat zat Allah SWT yang menjadi tumpuan hidupnya? Kenapa sebagai seorang muslim yang mencintai diri Rasulullah
saw beranggapan bila diri Rasulullah saw teralami pendosaan?
Rasulullah saw adalah hamba yang telah menjadi nabi sebelum
dilahirkan maupun sesudah dilantik menjadi rasul dan yang dalam
detak kehidupannya telah mengetahui halal dan haram walaupun
beliau saw masih dalam susuan sang ibu tercinta. Beliau saw adalah hamba yang dalam setiap makanan dan minumannya tiada
pernah tercemari suatu dosa. Jadi Rasulullah saw adalah hamba
yang telah suci walaupun tanpa perlu proses pensucian bahkan
tanpa pengampunan suatu dosa. Karna perbuatan dan akalnya
adalah wahyu, yang tak mungkin tercemari dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar